Sabtu, 08 Agustus 2015

Tugas Bahasa Indonesia


Penerapan Program 5 Hari Sekolah Dalam Seminggu

Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang, artinya semua aspek dalam kehidupan akan mengalami suatu perubahan. Perubahan itu dapat terjadi dalam sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial maupun sistem pendidikan.  Di tahun 2015 maupun di tahun-tahun sebelumnya banyak terjadi perubahan sistem pendidikan yang mampu menggoncangkan masyarakat untuk membicarakannya. Mulai dari perubahan  kurikulum, sistem ujian nasional, dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar(KBM). Saat ini masyarakat marak membicarakan Program 5 hari sekolah dalam seminggu yang di terapkan di berbagai daerah termasuk daerah Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa beliau telah menerapkan program sekolah 5 hari dalam seminggu  dengan alasan sempitnya waktu pertemuan antara anak dengan orang tuanya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginginkan seluruh sekolah di Jawa Tengah menerapkan waktu belajar selama lima hari sekolah dalam sepekan,  karena kualitas pertemuan mereka dengan orang tua itu kecil. Setiap orang tua harus memperhatikan kualitas pertemuan dengan anak-anaknya di luar jam sekolah sehingga komunikasi antarkeluarga dapat berjalan baik.
Penerapan program sekolah 5 hari dalam seminggu berlaku untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Auliyah. Program ini ternyata telah menyebabkan banyak pertentangan sosial di lingkungan masyarakat. Pertentangan itu terjadi karena saling bertolak belakang antara sisi positif dengan sisi negatif dari adanya perubahan sistem pendidikan.

SISI POSITIF

Sekolah 5 hari seminggu mempunyai sisi positif, antara lain dapat mening­katkan efektifitas hari belajar. Sebab, dengan beban belajar yang ada saat ini, jika sekolah tetap 6 hari seminggu, maka pada Sabtu biasanya hanya kegiatan pengembangan diri selama 2 jam pelajaran. Jika 2 jam pelajaran di hari Sabtu itu dipindahkan ke hari lain, maka hari belajar tentu akan lebih efektif. Beberapa sekolah memang menyiasati jadwal hari Sabtu dengan memindahkan 2 jam pelajaran di hari lain ke Sabtu sehingga menjadi 4 jam pelajaran. Namun, dengan pola seperti ini peserta didik pada Sabtu tetap pulang sekolah paling lambat jam 10.00 pagi. Akibatnya, seba­gian peserta didik pulang sekolah tidak langsung pulang ke rumah, tapi terlebih dahulu berkeluyuran ke pasar, ke pusat perbelanjaan atau pusat keramaian, ke warnet, ke tempat permainan, ke tempat rekreasi dan lain sebagainya. Tidak jarang, dari berke­luyuran tanpa arah dan tujuan yang pasti sepulang sekolah ini terjadinya perkelahian antar pelajar. Dengan de­mikian sekolah 5 hari se­minggu diharapkan juga bisa menutup sebagian peluang terjadinya perkelahian antar pelajar. Secara ekonomis, sekolah 5 hari seminggu juga dapat mengurangi pengeluaran orang tua peserta didik dan guru. Bahkan dengan adanya 2 hari libur seminggu juga bisa dimanfaatkan peserta didik untuk membantu orang tua bekerja yang secara ekonomis dapat menambah penghasilan keluarga. Selain itu, sekolah 5 hari seminggu juga sejalan dengan hari kerja dan hari libur orang tua peserta didik yang bekerja di sektor formal dari Senin hingga Jum’at. Dengan demikian orang tua bisa mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berko­munikasi, membimbing, dan mendidik anak-anak mereka serta menyusun rencana ke­luarga secara bersama.
Bagi guru yang tinggal jauh dari keluarga, libur 2 hari seminggu tentu sangatlah berarti bagi mereka. Sebab mereka bisa menikmati week end bersama keluarga yang lebih panjang. Dengan libur akhir pekan yang cukup di­harapkan bisa berdampak secara psiko­logis kepada guru dan peserta didik. Mereka lebih segar dan bersemangat memulai sekolah kembali di hari Senin. Selain itu, ke­wajiban guru sebagai orang tua dari anak-anak mereka di rumah atau sebagai suami atau istri juga bisa terlaksana dengan baik. Dengan de­mikian, guru diharapkan bisa sukses mencerdaskan anak-anak bangsa di sekolah tanpa harus mengurangi kewajiban dan tanggung jawab terhadap anak-anak mereka sendiri serta terhadap suami atau istri mereka di rumah
Kesimpulan :
-      Waktu sekolah lima hari akan membantu siswa, guru, dan manajemen sekolah meningkatkan efektivitas kegiatan belajar dan mengajar.
-       Waktu istirahat juga mempunyai arti penting bagi anak didik, baik dalam rangka memperoleh kembali semangat belajar, mempererat ikatan antar anggota keluarga, melaksanakan fungsi sosial maupun mengembangkan diri di luar sekolah
-      waktu sekolah lima hari penting diterapkan agar dapat memberikan waktu luang satu hari bagi siswa didik untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat mandiri.
-      waktu libur di hari Sabtu juga kesempatan pengembangan diri di luar jam pelajaran adalah sesuatu yang sangat penting bagi siswa yang memerlukan alokasi waktu tersendiri.
Hari sabtu dapat digunakan anak didik untuk les tambahan atau ekstrakurikuler, sehingga ada pengembangan diri anak diluar sekolah, dan tentunya akan berdampak positif untuk mutu pendidikan di sekolah.
-      Pemadatan waktu sekolah tentu akan mengurangi dampak kemacetan di jalan, karena Sabtu tidak ada anak sekolah. Selain itu, juga akan mengurangi beban orangtua dalam hal ongkos anak ke sekolah maupun uang jajan siswa
-      sekolah 5 hari se­minggu diharapkan juga bisa menutup sebagian peluang terjadinya perkelahian antar pelajar.

SISI NEGATIF

Banyak sebagian responden yang tidak setuju sekolah dari Senin sampai Jumat berpendapat: 1. siswa terlalu diforsir belajar, 2. kalau libur tidak belajar, 3. mata pelajaran sudah cukup padat, 4. orang tua sibuk pada hari Sabtu sehingga siswa tidak terkontrol, 5. belajar siang hari tidak efektif, 6. tidak menghendaki siswa pulang terlalu sore/siang.
Perkembangan berikutnya dari hasil Dialog Umum di Bakorwil III Purwokerto (26/3), tidak kurang 50 orang tua, praktisi pendidikan dan pejabat Dinas Pendidikan hampir semua sepakat menolak Program Sekolah Lima Hari (PS5H). Saya sependapat dengan alasan mereka. Apalagi selama ini sebagian besar guru setiap hari pulangnya hingga sore, yakni pukul 16.00, bagi kalangan guru mungkin tidak begitu menjadi masalah, yang dipikirkan adalah dampak bagi siswanya. Artinya 6 hari sekolah saja sudah butuh waktu sampai sore apalagi dipadatkan 5 hari sekolah.
Bila diberlakukan lima hari sekolah, bagaimana dengan kelanjutan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Lalu kapan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikulernya? Bisa jadi hari Sabtu terpaksa untuk kegiatan ektrakurikuler. Masalah akan timbul siapkah sekolah menyelenggarakan semua kegiatan ekstrakurikuler dalam sehari? Kesediaan pembina, keterbatasan sarana, pembagian waktu apalagi jika siswanya lebih dari 900 siswa, tentu tidak akan efektif. Artinya lima hari sekolah kenyataanya hari keenamnya tidak merupakan hari libur justru terforsir. Sedangkan jika ektrakurikuler ditebar pada setiap hari akan menghilangkan kejenuhan, merupakan variasi—pagi hari belajar di kelas, sore kegiatan di luar kelas sehingga ada kegembiraan tersendiri.
Kita yakin bahwa belum tentu jika hari Sabtu libur agar orang tua, terutama yang berstatus PNS memiliki waktu cukup di rumah untuk bisa berdialog dan memberikan perhatian kepada anaknya. Apalagi di sebagian besar sekolah, jumlah orang tua siswa yang berstatus sebagai PNS kecil. Justru sebagian besar mereka bekerja sebagai buruh, pegawai swasta, dan petani. Jadi kalau siswa liburnya Sabtu dan Minggu, saya  kira tidak terlalu memberi efek manfaat.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, Program 5 hari sekolah mempunyai sisi negatif :

-      Siswa akan menjadi cepat lelah karena pemadatan jam pelajaran yang berakhir pada sore hari, akibatnya siswa sesampai di rumah akan malas untuk belajar atau mengerjakan tugas.
-      Siswa akan cepat menjadi bosan karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menangkap pelajaran apalagi jika waktu belajar di sekolah begitu padat.
-      Pemadatan jam pelajaran yang berakhir pada sore hari membuat siswa kesulitan mencari angkutan umum, terutama siswa yang rumahnya daerah perdesaan karena tidak semua siswa menggunakan kendaraan sendiri.
-      Pemadatan jam pelajaran membuat siswa tidak berminat untuk mengikuti ekstrakulikuler karena takut pulang larut malam.
-      Pulang terlalu sore terlalu rawan bagi siswa, karena sekarang ini banyak kejadian kriminal.
-      Pemadatan jam pelajaran akan menambah beban bagi orang tua, karena harus  memberikan uang saku tambahan dan bekal tambahan.

Daftar Pustaka





1 komentar:

  1. How to play Baccarat online - Free Baccarat Tips - FBCasino
    Playing Baccarat online is all about luck. While it is a good way 바카라 to enjoy the game, the Baccarat house 1xbet is not a หารายได้เสริม scam. As such, the house is one of the most popular

    BalasHapus